Saturday, March 31, 2007

makin tuwir, semoga makin gaye

Hoaehm.


Bangun pagi. Jam udah menunjukkan pukul tujuh kukuruyuk. Masih ngantuk bener. Tapi musti cabut dari kamar dalam dua jam. Ada presentasi kelasnya Leo bewok. Human Right case law. Bikin kopi, biji kopinya ngasal pagi ini. Nyalain laptop. Review sedikit segala mambo jambo yang bakal gue present pagi ini. Gue akan cerita perihal state interference in freedom expression on broadcast and film, di Eropa, Amerika, dan Afrika. Sederetan case law yang exotic udah gue rangkai. Terus check powerpoint slide nya. Efek-efek noraknya harus terlihat elegan dan memukau, karena itu ampuh buat grabbing attention. Ok siap semua. Cabs deh.


Lha, iya. Gue kan hari ini ulang taun ternyata. Gile udah tua aja. Dan pertama kali berulang taun di luar negeri. Karena sudah terbiasa saat ulang taun di hari kerja. Jadinya yah nggak papa lah kali ini disibukkan dengan kepadatan akademik hingga minggu ini berlalu.


Ok kita tinggalkan sekelumit setting latar hari yang indah. karena tulisan ini akan lebih bercerita tentang saya. Saya sekarang resmi berusia 27 tahun. Sudah banyak yang saya patut syukuri. Allah maha baik kepada saya. Banyak impian saya yang sudah kesampaian. Bukankah lebih baik mensyukuri apa yang pernah kita dapat. Karena kita patut mensyukuri, ingat masih banyak yang tidak seberuntung nasib anda.


Saya selalu percaya semua ada hikmahnya. Mari saya coba ingat-ingat apa saja yang sudah saya alami di dunia ini. Seingat saya malam ini tentunya.


  1. mimpi pengen produksi film sendiri. Lumayan kesampaian meski amatiran dengan kru yang masih amatir semua. Tapi semangat yang indah dibalik itu semua. Dan who knows sebagian besar kru ternyata saat ini berkecimpung di bidang itu as a professional. Mungkin asyik kalau kita reuni nanti, ngobrolin portfolio perdana kacrut itu, dan mungkin bikin yang lebih dasyat lagi. Dulu cuma modal semangat sama sok idealis doang. Hehehe. Alat minjem semua, modal saweran, artisnya temen semua. Akh seru bener.
  2. mimpi bisa ngedirect film iklan sendiri. Geli kalau inget. Siang bolong ada yang nyamperin terus ngasih itu job, sekumpulan orang pengen ngeshoot iklan buat produk maenan anak, dikasi dua kru yang kameramen dokumenter kehidupan badak dan kameramen berita kriminal. Job yang lumayan seru. Talentnya anak kecil yang susah bener di direct. Abis itu job kedua adalah ngedirect video klip anak band grindcore daerah Pisangan yang nyambi jadi tukang sablon. Salut ama impian mereka. Rencananya bakal syuting dengan setting gudang pasar induk beras cipinang, karena kenal sama premannya, dengan massa fans mereka yang segudang. Sebuah tantangan yang indah. Sayang belum kesampaian, cuma sampai tahap desain produksi.
  3. mimpi praktek jadi pengacara kondang. Halah. Selama hidup ini cuma bantu-bantuin temen untuk perkara cere. Counter gugatan pemalsuan merek, ngebebasin sodaranya temen yang ditangkep polisi, nge draft contract untuk beberapa event untuk artis, nemenin temen yang diperiksa polisi jadi saksi. Yang paling hebat cuma jadi legal councel dampingin temen dalam negosiasi research fund nya dengan salah satu lembaga terkemuka di Jakarta. Itu juga hasilnya caur banget. Lumayan lah buat belajar.
  4. mimpi jadi penulis buku. Lumayan kesampaian meski cuma asisten. Masuk ke credit di halaman 3, buku tentang TV broadcast. Penulisnya adalah salah satu anggota KPI. Sisanya jadi desainer cover buku, sebuah kebanggan bekerja untuk seorang penulis novel terkemuka. Walau yang saya desain buku akademisnya.
  5. mimpi pengen punya gelar LLM dan kuliah di Harvard. Hmmm akhirnya kesampaian meski kuliahnya di Harvard-nya belanda (nomor satu di belanda, nomor 6 se eropa, nomor 40 sedunia). Hebatlah sebagai pemuda karang taruna RW 05 pondok kopi ketujuh yang kuliah di luar negeri. Dari dulu ngimpi-ngimpiin pengen kuliah LLM meski kerjanya jadi buruh, bukan lawyer atau apa. Pokoknya pengen banget bergelar LLM, gaya euy. Eh kesampaean juga. Lumayan bikin takjub orang sekantor ama seangkatan kuliah.
  6. pengen jadi graphic designer terkemuka. Ini juga seru. Disela-sela waktu luang kerjaan yang makan ati, bisa ngilangin stress dengan ngerjain job desain undangan kawinan. Lumayan udah punya belasan portfolio yang bisa dibanggakan. Mungkin aku nanti akan focus jadi desainer undangan kawinan dan cover buku. Di belanda juga karena janji ama sohib deket juga sempet desainin satu undangan buat pernikahan mereka februari kemarin. Sekarang lagi proses badai otak ngedesain buku hasil penelitian sohib gue juga.
  7. pengen jadi pengusaha top setelah nonton serial Apprenticenya Donald Trump. Semangat nyari duit tambahan diluar gaji bulanan kantor, juga kalo side job jadi tukang cetak lagi seret. Lumayan lah tercapai meski kecil-kecilan joint-nan bareng sama kawan-kawan, belum untung seh. Tapi bisa ngidupin periuk nasi sekitar 6 karyawan, lumayan lah, buat langkah-langkah awal. Lagian kan masih banyak yang nggak seberuntung kita di Jakarta, dan butuh kerjaan. Meski kami belum bisa ngasih upah layak UMR. Semoga kedepan bisa mendingan.
  8. mimpi pengen terlibat di produksi event-event asyik. Lumayan deh dari yang kelas tujuhbelasan RW sampe yang perhelatan akbar. Dari yang profit hingga amal, dari kelas kambing ampe kelas internasional, dari buat cari duit hingga buat parpol, dari yang dikasi makan hingga dikasi honor, dari kuli angkut hingga koordinator, dari pameran, konser, hingga talkshow. Lumayan lah buat latihan teamwork sama orang-orang yang aneka ragam. Cuma event pagelaran busana aja yang belum kesampaian.
  9. pengen ngajar. Idealisme jangan disimpan sendiri katanya, dibagi-bagi. Jadilah didenger sama ibu guru Vera, jadilah gue ngajar ekskul di sebuah SMU swasta di condet saban sabtu. Lumayan puyeng juga ngajar ABG-ABG. Puyeng euh ngeliatin tingkah laku centilnya. Tapi asyik buat menghilangkan penat-penat kerjaan.
  10. mimpi pengen kerja di sektor media, industri yang katanya paling ampuh mempengaruhi kebijakan, lumayan deh udah empat taun nggak kerasa. Udah nyobain di sinetron, di advertising, dan terakhir di televisi. Udah bisa ketemu orang-orang terkemuka. Impian aneh jaman dulu yang gue kejar terus.


Ok deh, kata sohib saya malam ini, bikin resolusi. Gile makin tua. Udah 27, udah mendekati titik 30. Masih banyak ternyata yang saya mimpikan untuk kehidupan kedepan. Aku pilih 5 buah aja deh. Semoga tercapai. Karena kan kata John F Kennedy, “Yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapa pun.” Berikut list impian dalam angan-angan gue,


  1. Pengen jadi juru bicara presidenan. Hehehe mimpi pengen jadi tokoh seperti Sam Seaborn, presidential spoke person di film seri West Wing. Sebuah profesi yang gue pengen capai.
  2. pengen merit di usia 28 atau 29. semoga saat itu semua persiapan lahiriah dan batiniah sudah siap. Hehehehe. Sebuah langkah besar buat hidup gue.
  3. pengen nerbitin my own novel. Semoga gue masih punya spirit untuk menyelesaikannya. Atau mungkin jenis tulisan lainnya. Katanya Budiman Hakim, manusia sejati sebelum meninggal musti nulis dan nerbitkan satu buku.
  4. pengen punya perut six pack. Jadi musti tetep rajin ke gym. Rajin olahraga, terutama cardio dan angkat berat. Sebagai perokok, olahraga wajib biar tetep bugar. Gue pengen punya badan bagus biar pede kalo buka baju telanjang dada.
  5. masih pengen menghasilkan mahakarya yang bisa jadi pembicaraan hingga anak cucu. Entah apa pun bentuknya. Pokoknya yang bisa menorehkan tinta emas dalam sejarah.


Pokoknya gue masih pengen berangan-angan. Sebuah pemicu yang indah. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan kita raih. The sky has no limit, kata bos gue dulu.


Malam hari ini ternyata kawan-kawan saya juga pada ingat sama hari lahir saya ini. Aduh imel, YM, sms, dll muncul terus seharian. Jadi seneng. Ada yang request lagu buat saya di radio juga malah. makasih-makasih untuk kalian semua yang namanya pasti 3 meter deh kalo disebutin. sekali lagi makasih yah temen-temen. Akh senangnya. Benar-benar penutup hari yang indah.

Wednesday, March 28, 2007

Advertorial: Wageningen yang indah

Dear pembaca setia blog saya (kira-kira sudah 17.000 orang dari aneka penjuru mata angin sejak blog ini pertama kali terancam tutup), kali ini saya akan mengajak anda mengenal tempat paling indah sepenjuru belanda. Yaitu, Wageningen yang indah. Sebelum membaca tulisan ini hendaklah anda menghela napas dalam-dalam agar anda dapat merasakan keindahannya.

Setelah mendengar dari berbagai brosur dan laporan pandangan mata dari berbagai sumber yang layak dipercaya, saya menyimpulkan berbagai isu seputar wageningen sebagai hipotesa awal saya:

Wageningen adalah kota yang indah. Banyak obyek wisata bersejarah dan pesona alaminya sungguh sangat memukau.

Hmm, untuk menguji hipotesa ini, maka saya memberanikan diri melangkahkan kaki ini untuk menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, sebuah petualangan mendebarkan dimulai. Saya ambil jaket dan topi saya, lalu tak lupa cambuk kuselipkan dibalik backpack. Cuma biar mirip Indiana Jones, bukan karena saya sadomasochist atau pecinta BDSM.

Kali ini saya dipandu oleh seorang native indigenous person yang pernah bermukim disana, mr AQ. Menurut AQ, perjalanan ke wageningen cukup memakan waktu, setelah menempuh jeep berhari-hari, lalu dilanjutkan dengan rute mendaki yang cukup curam dan terjal. Belum lagi serbuan binatang liar dan suku terasing yang masih kanibal. Wah adrenalin ala jejak petualang TV7 saya langsung membumbung tinggi.

Setelah memilih hari baik, saya mulai petualangan saya. Saya bertemu mr AQ di stasiun kereta Utrecht Centraal, ia membawa ransel carrier dan tas besar di kiri kanan, saya hanya membawa tas ransel mungil. Mungkin menjadi porter adalah bagian dari servis yang ditawarkan mr AQ. Tak lupa sebuah pisau lipat menyembul di saku celana AQ, mungkin untuk berjaga-jaga jika ada lintah yang menempel, atau untuk menguliti rusa yang dibakar di api unggun untuk makan malam.

Saya membeli tiket di mesin tiket otomatis, ternyata wageningen tidak ada di daftar. Saya bingung. Lalu AQ berkata dengan nada bijak, “beli tiketnya ke Ede. Dari situ kita lanjutkan ke wageningen. Tidak ada yang langsung. Dari Ede kita lanjutkan perjalanan tanpa kereta.”

Hmmm. Agak aneh.

“Dari situ, dengan restu Tuhan kita akan sampai ke wageningen. Hanya atas ridhoi Nya kita sampai ke tujuan.” Tambah mr AQ.

Saya langsung menerawang, teringat pesan serupa di film-film Barry Prima dan Advent Bangun saat bertemu penjaga gunung yang tua dan berjenggot. Aroma mistik dapat kurasakan. Aku teringat sebuah nama hari dalam kalender jawa, hari yang sama dengan aku berangkat ini, sabtu wage. Mungkin hari pada kelender jawa kuno ini dinamakan oleh seorang raja jawa yang pernah mondok di wageningen.

Dengan hanya 7,5 euro kita bisa naek kereta PP utrecht-wageningen. Ups. Utrecht-Ede. Karena tidak ada stasiun di wageningen.

Singkat cerita sampailah saya di di Ede. Saya lantas menaiki bus satu-satunya ke Wageningen. Untuk turun di sebuah gedung paling top di wageningen, kita harus sedikit membuka ketajaman semua indera. Begitu kita melihat restoran cina satu-satunya di jendela, itulah saatnya kita memijit tombol stop. Alhasil kita akan turun pas di depan gedung flat Bornsesteeg yang bersejarah. Inilah gedung paling top se-wageningen.

Saya melangkahkan kaki ke suite room paling keren, view nya paling bagus. Hampir mirip dengan Trump Tower di New York. Konon property ini dimiliki oleh seorang botak yang untungnya sedang tidak ditempat, beliau menurut titah ajudannya sedang memenuhi panggilan dinas.

Obyek wisata dan sarana hiburan

Jika anda memutuskan kuliah di wageningen, anda tidak akan kecewa. Sarana olahraganya mengingatkan saya dengan kompleks olimpiade di Barcelona. Suasananya indah sunyi temaram, makanya ada panti jompo besar disini. Semilir harumnya alam bercampur dengan bau sapi.

Anda akan dihibur dengan fasilitas khas yang cuma ada di Wageningen. Yaitu sarana mendownload film gratis. Tidak hanya sekedar mendownload ala torrent yang pasaran itu. Tapi hanya dengan itungan menit film box office lawas Hollywood, atau film seri Heroes dan Lost terbaru dapat anda nikmati, semua karena seluruh kamar mahasiswa disini terkoneksi oleh LAN. Inilah semangat peer to peer file share yang paling sesuai melukiskan impian Shawn Fanning. Makanya tidak heran banyak dijumpai anak-anak dari penjuru kota lain berbondong-bondong berkunjung bermodalkan portable hard drive cuma buat numpang download. Semangat Indonesia!

Lalu ada juga radio lokal, bukan hanya sekedar radio lokal ala Invogro Groningen yang mengingatkan saya pada prambors atau Hard Rock, radio Swara Wageningen ini mengingatkan saya pada radio kayumanis atau RRI siaran lokal banyumas era lapan puluhan awal. Penyiarnya bukan anak muda tanggung yang coba-coba, semuanya senior citizen. Jadi sudah cukup banyak makan asam garam. :)

Sorenya, saya diajak mr AQ untuk mengunjungi icon wageningen. Yaitu ratu lebah. Ratu lebah ini biasanya hadir bersama dayang-dayangnya. Bisa kualat kalo kesini nggak sowan sama Ratu Lebah. Oh ya, dayang-dayang ini juga punya julukan, mereka akrab dipanggil dengan geng Geulis, ini sebuah metafora tentunya. Saya ingatkan sebelum anda berfantasi lebih dalam perihal mereka. Lebih banyak tentang ratu lebah featuring geng geulis dan spesialisasi mereka bisa disimak disini.

Nah, lanjut di perjalanan keliling wageningen yang indah. Ada C1000 dan Albert Heinz, tempat belanja paling top se-wageningen. Dan kalo anda sudah tidak sabar dengan naluri turisme anda seperti saya, kita juga bisa foto dengan object landmark kota ini.

1. patung sapi. Monumen ini masih relatif baru, tapi terlihat saat itu sudah banyak turis jepang yang jepret-jepret disini. Mungkin karena wageningen terkenal di kalangan pertanian dan peternakan, maka inilah icon yang paling pas. Disarankan anda berfoto disini, dengan benchmark turis jepang aja foto disini.

2. gentong ajaib. Konon kata ibunda ratu lebah, kalo kamu foto disini sama yang kamu sayangi, kamu akan awet. Makanya ajaklah seseorang yang kamu taksir, dan jebaklah dia untuk foto bersama disini. Sayang hari keburu malam dan hingga kini saya masih penasaran dimana lokasi gentong ini berada.

3. air mancur mujarab. Nah ini dia. Kalo berfoto disini, besar kemungkinan kamu akan kembali muncul di belanda. Terbukti pada si mr. AQ. Karena itu saya berfoto disini.




Buat kamu yang masih penasaran. Kamu mungkin sedikit notice bahwa kota ini juga terkenal dengan iklan Heinekennya. Menurut iklan itu cuma Wageningen university yang punya technology cloning paling mujarab seantero dunia.

Oh iya, sekali lagi. Tulisan ini advertorial yah, makanya sarat dengan promosi. Namun kalau anda tergoda dengan isapan jempol diatas, segera kunjungi wageningen yang indah! Dijamin langsung terhisap! Syedap!

Thursday, March 22, 2007

my fantasy?

Monday, March 12, 2007

(Not) Another Show Again







It is different when you are doing something with total pleasure. No money involved. Even when you feel that doing it is like doing your old hated daily job. You hate your work; you even do not love anymore what you do everyday in your office. But let ask you to do it again not for money. And put also additional condition, it’s in the middle of your long vacation from the job.

It depends. For me, if you are surrounding by the people you love. Fascinating guys that you can rely on to watch your back. Nice environment to work with. Incredible talent that surely you gonna give all to support them. Why not? or in Dutch, waarom niet? And all for the good cause though.


I just received an email from my work colleague, my fave anchor, Najwa Shihab

hi yu, wah kayanya seru banget disana..
metro lagi sering banget breaking news, tiap hari ada
aja musibah, kalau ngak gempa, angin ribut, kecelakaan
pesawat, kapal laut, plis deh, ngak berhenti2... jadi
bingung, baru kirim SNG ke padang krn gempa, tau2
garuda terbakar di jogja..:( so bad banget negeri kita
ini.
other than that, kantor as usual aja, agak garing..
nana

The Indonesian students in Utrecht also had the same feeling; they met and came up with the initiative to held a charity performances. We gonna performs Indonesian traditional dance, traditional songs and documentary movies, all showed the beauty of Indonesia to the bule-bule.


Here we go. Give it what you’ve got. Gave whatyou’ve been trained for the last three and half years. In this event I’m acting as a tech support, maintain all things so the talents can perform nicely.


The noble spirit of the man working behind the camera or audience is to create a great support for the talents. We believed there’s always a line of great persons behind every president.


I remember my first respected mentor in this field, Mr Denny Rahman Saleh, he taught me that successful show is only when audience get tremendous expression until they went home. And I do remember my respected senior producer in the office always mentioned to pay attention to the details without loosing the grand picture, check and recheck all the facilities, cooperate with your crews and create a convenient stage for your talents.


The show went great. The ticket fully booked, or in Dutch, uitverkoop. Some audiences even didn’t mine to stand during the show. At the end of the show, the audience even didn’t want to leave, they wanted more. The performers get spectacular applause and congratulation. Even there is an offer to conduct a road show in every town. :)


Here’s what we got from the show, not bad isn’t it?


Teman-teman yang baik,

kerja keras anda2 semua tidak sia2
Total pendapatan sampai dengan Jumat, 9 Maret 2007 (kali aje ada yang
mo nyumbang lagi)
Tiket 84 x 5 euro = 420
Donasi = 25
Snack = 190
Kencleng - kotak = 191.30
Total = 826,30 euro

ok.. begitu saja..
dengan begini tugas saya sebagai tukang kencleng .. selesai..

regards,

detty


Although I’m here as an LLM student in International Human Rights Law, deep inside I still enjoyed to conduct a show, especially with all the incredible guys. It’s been a nice team work.


I have an opportunity to work with Pak Agus JJ Peilow, the theater
manager of the moluks museum, the humble sound engineer for Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya and Glenn Fredly. It’s been an honor to cooperate with you in such a successful show.




Also my beloved friends that I did truly enjoyed working with. We work hard together until totally pass out; Imam, Kiki, Ika (such a nice voice bu), Ririn, Sylvia (great MC), Joop, Mia, Radja, Detty, Meli, dll



Credit Title


Cast in alphabetical order


Master of Ceremony Sylvia

Opening Act Sylvia, Mara, Eka

Alang Babega Dance Radja, Novi, Tias

Traditional Medley Choirs Shony, Jupri, Ari, Dodi, Ika, Meli,

Pipit, Widya, Reni, Ros, Neni, Novi

Belibis Dance Tias, Mara

Keroncong and Pop Music Joop, Ika, Eka

Poco-poco Dance Shony, Meli, Neni, Ros

Dayak Contemporary Dance Sarita, Yustine, Rini (Wageningen)

Jaipong Dance Lisye

Closing Act Mara, Eka, Radja

Guitarist Eka

Percussionist Radja


Stage Director Wahyu

Lighting and Sound Agus Peilouw (Moluks museum)

Location fixer Imam


Make up artist Ririn

Ticketing Detty, Pipit

Usher Lingkan

Logistic Imam, Lulu, Indra, Widya, Fika

Photographer Mia, Irma, Martin, Reni

Cameraman Kiki, Joop, Thomas

Drivers Connexion and GVU


Jakarta Flood footages provided by Firouza delivered by Bustan and redelivered by Audy (Wageningen)

Children of Thousand Island documentary movie (Pari fish) by Garin Nugroho provided by Radja

Background slide design by Sylvia

All Audio and Movie digitalized by Fajar

Batik Jarit for decoration provided by Heni UMC and Moluks Museum

Donation Box provided by Shu Shushu SIM

Poster, ticket an flyers design by Joop, printed on UMC at night by Wahyu and Ika circulated by kiki, wahyu, ika, ririn, meli, novi, neni, radja, dkk

Official website design by kiki and wahyu


All profit donated for Kampung Melayu Elementary school library in Kampong Melayu Jakarta, coordinated by Bonnie Triyana (Jurnal Nasional daily newspaper)

Special thanks to Moluks Museum Board of Director for using the convenient modern theater for free.


No animal was harm during the making of this show.


Only one glass broken by small accident :)



Sunday, March 04, 2007

Kom je op de patat met mayo?


Seorang legend bernama Jimmy Tanaya dari Wageningen bersabda, untuk mencoba sejenis snack khas Belanda. Patat. Wujudnya adalah kentang goreng dengan porsi besar, kira-kira sebesar super size french fries di McD. Potongannya juga gede-gede. Dimakan pake mayonaise. Agak aneh memang pertamanya. Apalagi kalo pesen pake saus spesial, alias mayonaise plus curry sauce ditaburi cacahan bawang putih. Namun entah kenapa sejak gue berkenalan dengan sesosok wanita aneh yang suka banget nenteng itu makanan kemana-mana. Gue jadi doyan itu jajanan. Mujarab kalo kelaperan tapi masih berada sekitar centrum atau stasiun. Simple, dan cepet kenyang kalo cuma punya waktu sedikit.


Gue nggak puas dong kalo cuma sekedar nyoba. Petualangan dimulai. Gue mencoba semua merk patat seantero belanda. Ada Smuller, yang menurut gue paling enak dan buka 24 jam di stasiun. Ada Manneken Piss dengan vlamse frites-nya yang berpotongan besar, ada Bram biru favorit si Ririn yang katanya paling naturel, hasil potongan kentang yang fresh, ada Febo dengan puntjak frites-nya kesukaan Mia. Ada juga merk-merk generik yang banting harga murah. Kadang juga goreng sendiri bareng kawan-kawan. Favorit saya yang merk euroshopper, isinya paling banyak, harga sama isi tiga kali kapasitas kompetitornya. Apalagi pas saya pindah rumah ternyata bule-bule serumah punya deep fries machine, yang membuat hasil gorengan kentang lebih sempurna.


Nah, di suatu hari yang indah, seusai sholat jumat di mesjid turki, lombokstraat, saya iseng jalan ke centrum. Memotong jalan menuju kampus, saya ada kuliah jam 3 sore, kuliah Human right case law-nya si paman Leo bewok. Nah saya liat ini ada rombongan bocah bule makan patat bejejer di jalan. Hmmm, pasti ini rombongan studi tur lagi istirahat. Nah terus gue jalan eh di kios patat manneken piss orang ngantri penuh bener, ada spanduk gede bener. Gue nggak gitu ngeh, abis pengumumannya semuanya bahasa kumpeni. Di kios kedua rame penuh lagi, lha ada apaan neh, gue nguping denger dong. Modal hasil les intoduction to dutch language delapan pertemuan didikan mevrouw Sandra Dwank yang sexy di james boswell institute. Hmmm mereka membagikan patat gratis! Gratis? Iya, cuma hari ini saja jam 12 hingga jam 6 sore. Kenapa? Karena mereka menang award best frites in netherland. Wah! Best Patat in Netherland! Dibagiin gratis lagi. Pas banget gue belum makan siang. Bener nggak ya? Kok gue nggak gitu yakin. Takut malu-maluin almamater. *halah* gue jalan terus aja ah. Setengah jam lagi kuliah.


Eh di kios serupa di depan, antrian serupa. Ah nggak kuat iman. Gue ngantri dong. Bodo deh kalo salah paham, gue siap koin 2 euro. Diem aja, eh bener pas ampe depan dikasih aja loh. Wah langsung gue makan sambil keluarin telepon manggilin temen-temen untuk berkumpul. Heheheh. Indonesia banget.

Terus? Gue ngantri lagi hehehehe. Terus? Yah gue kuliah dulu. Kan kita disini tujuan mulianya harus belajar. Terus keluar abis keluar kelas, tentu saja dengan sisa waktu sejam gue lanjut ngantri patat dudududu.


Kalo kamu berkesempatan wisata ke negeri kincir angin, jangan lupa mencoba jenis masakan khas ini, dijamin lebih khas daripada stroopwaffle atau poffertjes itu. Yang jelas, hari itu saya habis, maaf beribu maaf, enam porsi. Hmmm.