Sunday, August 30, 2009

Me and My Fraternity Brothers


Yang ini cerita untuk si Imah anak Abah, kolega satu kantor yang sedang studi di negeri kangguru. Imah mengikuti blog ini dan rajin mendorong gue untuk mengupdate artikel. Well, dikala kepungan deadline sedang mengancam, kali ini gue paksakan menulis. Here we go.



Jaman gue masih kuliah di depok, tepat semester tiga kami bertemu lantas akrab. Klop bin cocok. Salah satu dari kami, si geeky yang visioner mengusulkan kita melangkah ke pertautan yang lebih jauh. Disatukan oleh kesamaan kehausan akan ilmu, dan kesatuan tekad (muluk) meraih tampuk RI-1 dalam genggaman, jadilah persaudaraan kami.


Kami bahkan punya rumah fraternity sendiri, setelah ruang tamu aula Asrama UI dan selasar Masjid UI tidak bisa menampung lagi ide-ide besar kami. Letaknya di Rawa Pule, setengah jam naik motor butut gue dari Kukusan Teknik.


Hanya bertahan setahun disitu, nggak kuat bayar kontrakan. Kami kembali beralih ke rerumputan depan danau atau numpang di teras kamar kos salah satu dari kami.


Kala itu kami saling berbagi peran. Melengkapi satu sama lain dengan keahlian masing-masing yang sangat menakjubkan.


Si Geeky, sang CEO kami, adalah seorang natural born researcher. Saat sesuatu akan menjadi hot issue dua tiga tahun lagi, dia sudah menguasainya. Menjadikan kami selalu yang terdepan.


The Prophet, adalah sang flamboyan yang dituakan. Untuk semua hal yang membutuhkan kedewasaan dan pengalaman jam terbang, dialah orangnya.


The Pianist, adalah makhluk kalem yang selalu punya kejutan untuk berbagai hal.


The Godfather, adalah pemimpin dalam dunia nyata. Ia sangat berwibawa dan kami selalu sokong dalam semua hal. He will lead us, and we’ll take care of the rest.


Humble, sesuai julukannya adalah yang paling teduh diantara kami, meski demikian ia punya posisi krusial dalam semua situasi. Dan segalanya menjadi sangat teduh dengan andilnya


The Predator, ini adalah ujung tombak kita untuk berbagai penetrasi ke semua hal. Sang jenius yang urakan. Main tabrak hantam kromo. He’ll do anything to get the job done.


The manager, our business suit person. Solusi untuk garda terdepan menghadapi khalayak.


Lalu gue? I’m the Broker. Sang lobbyist yang siap menembus semua lapisan secara santun dan elegan. Semua kebutuhan, akses dan informasi. Gampang lah.


Masih ada lagi, Techie, si polos yang dahsyat untuk segala urusan teknologi dengan dual degree-nya, dan the Preacher, yang slowly but sure mengamankan ring satu kami.


Banyak sekali mahakarya kami lahirkan bersama. Sangat membanggakan. Hingga saat ini, kami masih upayakan berkumpul disela-sela kesibukan kami. Untuk membangun impian kami kedepan yang masih kami junjung terus. Kami memiliki institusi sendiri yang kami rintis bersama. Kami punya milis sendiri. Kami juga punya tiga orang saudara lagi yang kami rekrut dari angkatan di bawah kami.


Geeky, kini sedang menempuh PhD di Scotlandia setelah sebelumnya meraih LLM Eur di Jerman. DAAD scholar. Ia juga berkiprah sebagai kolumnis di surat kabar berbahasa inggris, penulis di berbagai jurnal internasional. Sebelumnya ia seorang dosen, serta konsultan hukum di dua Lawfirm papan atas di Indonesia.


The Prophet, setelah bergentayangan sebagai lawyer di perusahaan multinasional dan tiga Lawfirm papan atas, ia memutuskan menjadi diplomat. Kini ia bertugas di negeri Barrack Obama, setelah sebelumnya meraih LLM di Inggris. Chevening scholar.


The Pianist, sangat mencintai profesi penasehat hukum. Ia sangat setia merintis karir untuk kelak menjadi partner di salah satu Lawfirm yang berlokasi di gedung Bursa Efek Indonesia. Ia juga masih setia menjadi pianis di salah satu lounge hotel dan mengajar kursus piano di waktu luangnya.


The Godfather, baru saja kembali dari Belanda dengan menyandang LLM. Sebelumnya ia mengabdi di salah satu Badan Pengawas Pemilu Nasional dan kemudian berkarir sebagai Lawyer di lawfirm milik salah satu tokoh hukum terkemuka, juga aktif di salah satu LSM serta menjadi dosen.


Humbleman, berangkat ke Australia, menggapai LLM dengan beasiswa ADS. Ia bekerja di salah satu institusi pilar negara yang amat menentukan konstitusi dan hukum Indonesia.


The Predator, masih ganas. Lawyer ulung ini kini memutuskan hengkang dari salah satu lawfirm papan atas dimana ia menjadi andalan. Ia memutuskan membuka praktek sendiri di Jakarta dan Bali. Klien utamanya adalah sebuah konsorsium Rusia.


The Manager, menjadi manager, hehehe. Di salah satu perusahaan otomotif terkemuka. Mencoba hidup tenang tapi tetap masih gelisah. Karena tentu ia masih yakin masa depan harus kita rubah.


Techie memilih bergabung dengan salah satu Departemen dalam pemerintahan, sembari menekuni dunia teknologi dalam waktu luangnya.


The Preacher, masih menekuni bidangnya sebagai salah satu peneliti di lembaga paling berpengaruh di negeri ini, juga mengajar sebagai dosen.


Anggota termuda kami, salah satunya baru pulang setelah meraih MCL dari India dan menjadi asisten ahli di sebuah lembaga penentu konstitusi dan hukum, sembari aktif menjadi peneliti da kolumnis. Sedangkan satu lagi berangkat ke Amerika untuk meraih LLM, ia seorang lawyer muda di lawfirm papan atas.


Dengan kekuatan seperti ini, yakin kan kalau 10 tahun mendatang kami akan mengubah dunia?