Showing posts with label mumbling. Show all posts
Showing posts with label mumbling. Show all posts

Thursday, April 21, 2011

sulit

kadang di masa sulit, kita harus kreatif dan penuh pengorbanan.

benar sekali.

Wednesday, April 06, 2011

to write or not to write

If there’s a book you really want to read, but it hasn’t been written yet, then you must write it. ~Toni Morrison

I'm trying, I'm trying my dear. tapi bagaimana yah, kejar setoran melulu neh, jadi kadang terlupakan itu tujuan mulia. :p

Saturday, March 12, 2011

belajar sabar

hanya ingin belajar sabar. tapi memang berat. ini barangkali cobaan dan mungkin ujian. percaya saja dan anggap saja begitu. kuatkan tekad. Bismillah.

Monday, February 28, 2011

standing on the shoulder of giants

"One who developed future intellectual pursuits by understanding the research and works created by notable thinkers of the past."

Sunday, February 06, 2011

SPRING, writing about

lagi mengingat-ingat. menjelajah setiap memori di otak, tentang spring. apa yang dulu gue lakukan saat spring datang hehehe.
semoga nemu sebuah memori apik, dan bagus buat dishare.

Sunday, May 30, 2010

lagi mumbling ajah

1. Why is this kind of creature is so difficult to find... ahum to handle?
2. There is always a magnificent spot in Jakarta, unbelievable! Subhanallah!
3. I hope, I hope, I hope soon my dream to ride Nissan Terrano Spirit S3 2005 will come true. Tapi kayaknya masih lama banget.
4. I'm crazy for egg. sunny side up, scrambled egg, french omelette, and egg Benedict. always start a day with it, that's why they called it power breakfast.
5. Taking care of family problem, again and again, and again. no probs.
6. This weekend I'm proud of myself. I finally productive.
7. I wannabe like Ari Gold in Entourage the series. A high-strung, money-hungry, fast-talking yet very comical power agent and co-owner of Miller-Gold Agency.
8. Unique is the new synonym for sexy.
9. Two tea spoon of Vietnamese coffee, one sachet of condensed milk, drip filter it, put 4 ice cube. for the last couple month I can not live another day without it.
10. Back to the gym. No pain no gain.

Thursday, December 31, 2009

Jelang 2010


Gue udah lama nggak update blog ini. Kebanyakan ngerjain kerjaan-kerjaan pragmatis. Itu biang gara-garanya. Maklum lah seiring usia, bener kata orang kalau anak manusia semakin egois untuk memenuhi kebutuhan nafsunya. Hehehe.


Ditemani MP3 buka semangat baru-nya Ello, Ipang, Berry St Loco dan Lala (Iyalah, masak ditemenin Base Jam-bermimpi hehehe), gue menengok apa aja sih wish lish sebelum-sebelumnya.


Hehehe buka-buka arsip blog dan melihat semua mimpi yang gue inventarisir. Lalu melihat apakah mimpi itu sudah tercapai belum yah?


1. Berhenti kerja jadi wartawan dan mengabdi menjadi juru bicara Presiden. Hohohoho. Tahun 2009 memang gemilang dan tak terduga. Belum kesampaian sih , tapi saat ini gue sedang struggle mendaki tangga kesono. Udah mirip-mirip lah yang gue lakukan sekarang, meski masih jauh, tapi ya coming soon lah.


2. Merit di usia 28 atau 29. hohohoho, ini lagi. Setelah kejadian besar di tahun 2007 (apa daya manusia :p ) yang merusak schedule cantik yang direncanakan matang sejak 2006 ini, well, tahun 2010 I’m turning 30. So, kayanya bisa lah kesampean tahun ini. Huhu. Doakan saja.


3. Menerbitkan my own novel. Wah kesampaian juga, dan ini paling berkesan di tahun 2009. bukan my own tapi our own, karena buatnya berempat. Langsung hit melejit, dan sampe sekarang masih suka terharu kalau baca-baca review dib log orang-orang. Seneng banget bisa bikin mereka semua termotivasi.


4. Punya perut six pack. Waduh, 2009 dimulai gemilang dengan meneruskan tradisi tahun sebelumnya yaitu rajin fitness 3 kali seminggu, bike to work 2 kali seminggu, basket seminggu sekali, futsal seminggu sekali. Cocoklah mengimbangi gaya hidup merokok dan full cholesterol gue. Tapi saat ini udah 9 bulan olahraganya cuma basket seminggu sekali dan sauna sebulan sekali hehehe. Semoga 2010 makin semangat untuk pola hidup sehat.


5. Menghasilkan mahakarya yang bisa jadi pembicaraan hingga anak cucu. Ok lah ini klausul sapu jagad. Tapi 2009 ini gue sedang developing beberapa kerjaan, yang semoga rampung di tahun 2010 dan semoga ini menjadi mahakarya juga.


Terus gue korek-korek lagi impian yang masih tersebar di beberapa tulisan blog, nemu lagi deh. Ada beberapa list barang konsumtif hihihi.


1. Toyota Harrier. Hehehe, jelas belum kesampaian. Tapi tahun 2010 ini mungkin akan kesampaian mendandani si Ijo, Kijang Rover 1995 kesayangan gue. Lalu who knows, kalo dapet rejeki, maka proyek renovasi Toyota Vios 2004 bekas Taxi Blue Bird akan kesampaian juga.


2. Any PC with Core 2 duo, DDR2 4 GB with Double LCD 19 inch wide. Ini sudah kesampaian, meski belum double LCD, mungkin bisa lah dipasang lagi tahun 2010 ini, biar mirip PC nya Al Gore.


3. Laptop Asus or Macbook Pro. Wah sudah kehilangan minat, nafsu doang tapi udah keburu sadar. Gue pake Axio yang mirip-mirip Toshiba Portege warna putih. Masih cukup banget buat kerjaan-kerjaan gue.


4. Suzuki Shogun or Bajaj 150 CC. Udah kehilangan minat juga, tapi memang harus ganti sih. Gue masih setia dengan Shogun tahun 2003, menemani lika-liku kemacetan Jakarta.


5. Another new edition of Sony Ericsson. Hmmm, Sudah bukan prioritas. Masih pake K800i.


6. Blackberry. Wah sudah males ah, tiap 5 meter banyak yang pake. Dulu waktu ini ditulis memang idaman betul. Yah mungkin aja gue akan pake itu, walau hingga sekarang gue masih bertekad tidak akan pakai dengan alasan tidak mau diganggu terus menerus hehehe. Ngapain bikin gue jadi mudah dijangkau, susah ngabur dong.


Bagaimana review 2009?

Superb. Beberapa impian besar tercapai.


Bekerja di kantor keren mentereng dengan kolega dan suasana kerja yang ideal sejak awal 2008. Kantor ini membuat gue sukses menggarap Talkshow besar yang almost impossible. Tapi dengan kerja keras tim yang asyik punya, akhirnya bisa terlaksana. Kantor super ideal ini sayangnya berakhir dengan sebuah happy ending.


Bersamaan dengan itu, Novel yang gue tulis berempat terbit! Kini sudah 9 bulan, best seller dan sudah 5 kali cetak ulang. Mengalami rangkaian promo buku yang menakjubkan.


Lantas, gue terlibat beberapa pekerjaan seru, mulai dari bantu bikin TVC iklan pemilu salah satu partai besar, jadi producer film dokumenter parlemen indonesia buat proyek UNDP dan Asia Foundation, ikutan gawean salah satu Kementerian menggarap perayaan Hari Anak Nasional, jadi dosen mengajar hukum komunikasi di salah satu universitas, jadi konsultan hukum dan liaision untuk project feasibility studies Deplu Belanda dan sebuah NGO Internasional, hingga berujung ke sebuah lompatan besar, berhenti jadi jurnalis untuk menjadi konsultan media di sebuah project besar salah satu Kementerian dengan sebuah lembaga Internasional.


Hidup memang sebuah petualangan penuh warna. Jangan pernah sesali aneka ragam warna itu, karena justru akan memperkaya color bar mu. :)

Resolusi?


Ok pasti lah ada resolusi 2010, kan anak manusia harus berencana, untuk kemudian berusaha, pasti jalannya dipermudah oleh yang kuasa.


(1) melepas masa lajang (2) dapet tempat kerja yang ideal dan asyik punya,yang bikin gue betah dan bisa berkarya (3) mencapai kebebasan finansial (4) punya usaha yang bisa bikin gue mirip Ari Gold di Entourage (5) dapat PhD sehingga gue bisa melihat Eropa kembali (6) rajin kembali nulis artikel dan kolom di media massa (7) rajin bike to work biar hidup sehat (8) menulis dan menerbitkan at least 2 buku dan beberapa karya audio visual (9) mobil idaman dan rumah idaman terbeli (10) makin soleh dalam beribadah soalnya makin kesini makin sekuler,bahaya kan.


Sepuluh cukup dulu. Kita lihat nanti, semoga semua terealisasi. Sepuluh misi utama 2010. Belajar dari rekan kolega pemerintah saat ini, Planning is way more important than Implementing. Hehehe.


Selamat tahun baru semuanya. Mari jelang tahun 2010 dengan semangat!





Friday, September 04, 2009

Kembali Membaca Dee

Sehabis tampil jadi pembicara di Book Fair aula Depdiknas 2 bulan silam, Saya terlibat perbincangan seru dengan Ditta, promo manager penerbit kami. Soal novel Perahu Kertas yang akan diterbitkan.

Sabar menunggu, akhirnya novel ini dicetak juga. Saya memang penggemar berat tulisan-tulisan Dee. Dari dulu ingin baca Perahu Kertas, apa daya handphone saya pakai kartu HALO. Saya ingat dulu pertama kali release, cuma bisa ngiri saat sohib satu kantor, Burat, cerita soal serunya novel digital ini, suatu malam di KFC Kemang.

Kini Perahu kertas sudah di genggaman tangan, dan saya sangat menikmati membolak balik lembaran-lembarannya, perlahan dengan tekun.

Tautan hidup saya memang lekat dengan karya-karya Dee. Bagi saya tulisannya itu begitu memukau dan mempesona. Saya inget banget, pertama kali Supernova keluar, saya termasuk salah satu loper handal novel ini. Saya sukses membukukan penjualan 40 buku. Waktu booksigning di kampus, Dee nulis ”Thanks untuk 40 buku” di buku saya. Saat itu dengan menjunjung spirit Indie, novel Supernova dijual direct selling tanpa melalui jaringan toko buku besar.

Supernova jilid dua menginspirasi saya untuk pergi berpetualang. Supernova jilid tiga membakar jiwa saya untuk akhirnya berani membuka warnet tahun 2006. Hehehe.

Inspirasi besar untuk nulis juga datang dari pengaruh cerpen Dee di masa-masa awal yang beredar online, Sikat Gigi. Sedangkan Filosofi Kopi membuat saya kekeuh punya cita-cita, untuk di masa depan membuka kedai kopi.

Hehehehe, hidup memang seru. Siapa yang menyangka, dulu saya loper bukunya dia yang nempel-nempel poster promo di locker saya di kampus. Kini kita satu label penerbit.

Oh iya, ini memori archieve dari harddisk, jaman dagang dulu saya sempet bikin FAQ di milis kampus yang manjur bikin cewek-cewek pada beli.


MAU MEMBELI SUPERNOVA 2?

Wahyu diprepresntasikan dengan lambang *
common people direpresentasikan dgn lambang #

* Supernova jilid 2 khan udah keluar!
# ah sumpe luh? (dgn gaya dimas primus)

* heeh beneran, malah jadi trilogi karena yg terbit sekarang judulnya supernova versi 2.1: Akar n terus masih ada ampe 2.3 keren yeh.

# kok gue gak denger-denger sih gembar-gembornye
* yup, karena baru 27 Nov kemaren kok. lagian ini karena si dewi idealis gak mau cari profit n mo memperkenalkan e-commerce jadi bukunya dipromosiin lewat prambors n internet! ga pake jalur konvensional selengkapnya lihat truedee.net.

# oh gitu, bagus gak sih ceritanye?

* bagus-bagus (dgn mimik penjual ngibul). beda deh ama yg nomer satu. lebih adventourous gak cinta2an ala teori fisika kuantum plus biologi, ini lebih action, pake mitos n rada nyeni (bahas seni tatto), n satu lagi uda kaga pake footnote yg musingin, bahanyanya juga lebih renyah dicerna. Ditangggung kecanduan deh.

# ini pasti cuap-cuap busuk penjual, emang lu dah baca? (dgn nada sinis curiga)
* oh tentu saja kawan, penjual yg baik kudu ngerti dagangannya, gue dah khatam supernova2 pada h-2 lebaran kemaren. (dgn senyum lebar dan telunjuk dan jari tengah membuat tanda "V")

# yah udah deh gue beli di toko buku aje, gramedia kan deket rumah gue.
* OH tidak kawan, sudah kubilang kan si dewi lg mo mutus jalur distribusi
konvensional. ia gak mau masuk toko buku gede. ia cuma jual di internet oly! internet only! internet only! heh heh heh (nada ngos-ngosan abis tereaak) ntar ada penjelasan minggu depan dgn iklan di kompas setengah halaman penuh.

# yaahh... (dgn nada hopeless)
* tapi buat kamu yg gak sabar, n males bertansaksi BCA n males nunggu delivery nyampe yg beresiko lama bangat. lo bisa beli di local resellernya kok. di kampus-kampus ada. salah satunya adalah gue.

# Ah sumpe luh (girang) ya udah deh gue beli ama elu, berap harganya bo?
* 45.000 rupiah cash n carry. ready stock. (dgn kalem)

# ...??


# WAAWK muahal amat jaack??! (ampe tereak bengong)
* iya nih tau tuh manajemen kaga nyetak yg edisi hemat mahasiswa lagi. yg dicetak edisi lux semua, gak dua versi kaya kemaren.

# yg nomor atu cuma 17.500 aje pada tahun 2000 gue beli ama elu?
* yup tahun itu adan dua versi mahasiswa 17500 n lux (masih ada di gramed skrng) 35.000 nah saiki cuma yg lux aja 45.000. tapi dgn antusiasme kelarisan tahun dulu, sekarang ni barang bakalan laris kaya kacang goreng dimana-mana, liat aje di milis-milis laen uda jadi perbincangan. malah keren lagi kalo model belinye kaya gini, lebih ekslusif, n keren.

* nih lihat barangnye (ditunjukin kemukanye) keren kan. covernya sangat lux, foto dewinye keren banget, ada juga pembatas buku yg bisa disobek langsung dari covernye
(model cover cinemags) kertas dalemnya juga bukan HVS, tapi special paper. lagian lumayan tebel kaya harrypotter jilid 2, ditambah ceritanya, wah bakalan lupa deh ama duit yg dikeluarin. nabung aja dulu. terus beli. ini cocok buat kado romantis yg gak pasaran buat cowok ataw cewe luh

# ya udah deh gue beli ama lu, dapet diskon kan gue?
* GAK.

# dapet bonus?
* GAK


# Ah sumpe luh?
* emang KAGAK. tau tuh. mungkin karena ini barang bagus, maka strategi promonya ganti. launching n booksigning nye nanti (jakarta februari, tur daerah dulu) n kagak ada diskon n bonus. maklumlah barang bagus kan harganya mahal. ini buku setaraf buku-buku import di QB Bookstore kok.

# Ah sumpe luh kagak ada diskon? (seraya kedua tangan mencolek dada sendiri dgn cepat terus dijulurin kedepan dengan membuka jari telunjuk lurus dan jempol keatas ala tembakan koboi)


* MEMANG KAGAK ADA!!!! KECUALI LO CEWEK CAKEP SETARAF SPG GAIKINDO N SUKA AMA GUE N CINTA KITA TAK BERTEPUK SEBELAH MATAAAAA... nah baru lo gue kasih GRETONG!

# iya dah...gue beli ama elu dah...gue kan fans nya supernova..n pasti bagus deh kalo supernova.
* nah gitchu donk...n kasi tau temen-temen lu kalo mo beli ke gue, nama gue wahyuningrat, FHUI 98 HP 0812 XXXXXXX, imel XXX@yahoo.com.















ini foto ketika tahun 2001, majalah suara mahasiswa UI membuat diskusi dengan dee, tahu kan yang mana saya dan yang mana dee?




Sunday, August 30, 2009

Me and My Fraternity Brothers


Yang ini cerita untuk si Imah anak Abah, kolega satu kantor yang sedang studi di negeri kangguru. Imah mengikuti blog ini dan rajin mendorong gue untuk mengupdate artikel. Well, dikala kepungan deadline sedang mengancam, kali ini gue paksakan menulis. Here we go.



Jaman gue masih kuliah di depok, tepat semester tiga kami bertemu lantas akrab. Klop bin cocok. Salah satu dari kami, si geeky yang visioner mengusulkan kita melangkah ke pertautan yang lebih jauh. Disatukan oleh kesamaan kehausan akan ilmu, dan kesatuan tekad (muluk) meraih tampuk RI-1 dalam genggaman, jadilah persaudaraan kami.


Kami bahkan punya rumah fraternity sendiri, setelah ruang tamu aula Asrama UI dan selasar Masjid UI tidak bisa menampung lagi ide-ide besar kami. Letaknya di Rawa Pule, setengah jam naik motor butut gue dari Kukusan Teknik.


Hanya bertahan setahun disitu, nggak kuat bayar kontrakan. Kami kembali beralih ke rerumputan depan danau atau numpang di teras kamar kos salah satu dari kami.


Kala itu kami saling berbagi peran. Melengkapi satu sama lain dengan keahlian masing-masing yang sangat menakjubkan.


Si Geeky, sang CEO kami, adalah seorang natural born researcher. Saat sesuatu akan menjadi hot issue dua tiga tahun lagi, dia sudah menguasainya. Menjadikan kami selalu yang terdepan.


The Prophet, adalah sang flamboyan yang dituakan. Untuk semua hal yang membutuhkan kedewasaan dan pengalaman jam terbang, dialah orangnya.


The Pianist, adalah makhluk kalem yang selalu punya kejutan untuk berbagai hal.


The Godfather, adalah pemimpin dalam dunia nyata. Ia sangat berwibawa dan kami selalu sokong dalam semua hal. He will lead us, and we’ll take care of the rest.


Humble, sesuai julukannya adalah yang paling teduh diantara kami, meski demikian ia punya posisi krusial dalam semua situasi. Dan segalanya menjadi sangat teduh dengan andilnya


The Predator, ini adalah ujung tombak kita untuk berbagai penetrasi ke semua hal. Sang jenius yang urakan. Main tabrak hantam kromo. He’ll do anything to get the job done.


The manager, our business suit person. Solusi untuk garda terdepan menghadapi khalayak.


Lalu gue? I’m the Broker. Sang lobbyist yang siap menembus semua lapisan secara santun dan elegan. Semua kebutuhan, akses dan informasi. Gampang lah.


Masih ada lagi, Techie, si polos yang dahsyat untuk segala urusan teknologi dengan dual degree-nya, dan the Preacher, yang slowly but sure mengamankan ring satu kami.


Banyak sekali mahakarya kami lahirkan bersama. Sangat membanggakan. Hingga saat ini, kami masih upayakan berkumpul disela-sela kesibukan kami. Untuk membangun impian kami kedepan yang masih kami junjung terus. Kami memiliki institusi sendiri yang kami rintis bersama. Kami punya milis sendiri. Kami juga punya tiga orang saudara lagi yang kami rekrut dari angkatan di bawah kami.


Geeky, kini sedang menempuh PhD di Scotlandia setelah sebelumnya meraih LLM Eur di Jerman. DAAD scholar. Ia juga berkiprah sebagai kolumnis di surat kabar berbahasa inggris, penulis di berbagai jurnal internasional. Sebelumnya ia seorang dosen, serta konsultan hukum di dua Lawfirm papan atas di Indonesia.


The Prophet, setelah bergentayangan sebagai lawyer di perusahaan multinasional dan tiga Lawfirm papan atas, ia memutuskan menjadi diplomat. Kini ia bertugas di negeri Barrack Obama, setelah sebelumnya meraih LLM di Inggris. Chevening scholar.


The Pianist, sangat mencintai profesi penasehat hukum. Ia sangat setia merintis karir untuk kelak menjadi partner di salah satu Lawfirm yang berlokasi di gedung Bursa Efek Indonesia. Ia juga masih setia menjadi pianis di salah satu lounge hotel dan mengajar kursus piano di waktu luangnya.


The Godfather, baru saja kembali dari Belanda dengan menyandang LLM. Sebelumnya ia mengabdi di salah satu Badan Pengawas Pemilu Nasional dan kemudian berkarir sebagai Lawyer di lawfirm milik salah satu tokoh hukum terkemuka, juga aktif di salah satu LSM serta menjadi dosen.


Humbleman, berangkat ke Australia, menggapai LLM dengan beasiswa ADS. Ia bekerja di salah satu institusi pilar negara yang amat menentukan konstitusi dan hukum Indonesia.


The Predator, masih ganas. Lawyer ulung ini kini memutuskan hengkang dari salah satu lawfirm papan atas dimana ia menjadi andalan. Ia memutuskan membuka praktek sendiri di Jakarta dan Bali. Klien utamanya adalah sebuah konsorsium Rusia.


The Manager, menjadi manager, hehehe. Di salah satu perusahaan otomotif terkemuka. Mencoba hidup tenang tapi tetap masih gelisah. Karena tentu ia masih yakin masa depan harus kita rubah.


Techie memilih bergabung dengan salah satu Departemen dalam pemerintahan, sembari menekuni dunia teknologi dalam waktu luangnya.


The Preacher, masih menekuni bidangnya sebagai salah satu peneliti di lembaga paling berpengaruh di negeri ini, juga mengajar sebagai dosen.


Anggota termuda kami, salah satunya baru pulang setelah meraih MCL dari India dan menjadi asisten ahli di sebuah lembaga penentu konstitusi dan hukum, sembari aktif menjadi peneliti da kolumnis. Sedangkan satu lagi berangkat ke Amerika untuk meraih LLM, ia seorang lawyer muda di lawfirm papan atas.


Dengan kekuatan seperti ini, yakin kan kalau 10 tahun mendatang kami akan mengubah dunia?




Saturday, July 11, 2009

me, myself and aftershave


Salah satu rutinitas yang membuat saya relax kembali adalah bercukur. Dan percayalah, saya sangat menikmati kegiatan ini.

Dulu jaman kuliah saya masih sangat cuek dengan kegiatan ini, sehingga seringkali tumbuh janggut kasar atau hingga brewok terpelihara. Mungkin juga karena dalam proses mencari performa, yang kadang terpengaruh jagoan ala Hollywood yang kadang tampil dengan shading 5 o’clock shadow.

Kini, ya tergantung situasi. Biasanya 3 hari sekali. Kalau hari kerja ya pasti buru-buru di pagi hari sembari menggosok gigi disambi mencukur. Kalau dirasa tidak ada meeting penting yang harus tampil OK, yah kadang-kadang muncul dengan five o’clok shadow. Toh sebuah penelitian menyatakan wanita suka dengan wajah pria model begini, menurut mereka gaya unshaven yang dipopulerkan Sonny Crockett dalam Miami Vice ini cerminan pria tough, mature, aggressive and masculine.

Hmmm nggak tau deh. Tapi semua wanita yang jalan sama saya kalau saya tanya, selalu ngasih komentar seragam: saya kurang cocok tampil begitu, raut muka saya lebih pas tampil clean. Banyak yang protes kalo telat 4 hari keliatan nggak cukur. Syerem katanya. Hehehe.

Kalau hanya punya waktu mepet sekali untuk bercukur tapi harus. Yah simply hanya pake foam lalu sret, sret gerakkan itu gillette. Basuh dengan air. Handuk. Lalu keplak, keplak dengan aftershave lotion.

Kalau sedang libur dan tidak perlu jalan ketemu orang, saya malah membiarkan sekali-kali tumbuh tidak bercukur. Namun, kadang paling enak, kalau saya sedang cukup punya waktu luang untuk prosesi ini.

Ini yang saya lakukan:

Basuh muka dengan air panas, atau handuk yang direndam air panas. Terutama di area yang akan dicukur. Ini bagus untuk otot wajah dan melemaskan rambut yang bakal dicukur.

Mulai melumuri dengan foam, rapi sekali disemua area.

Babat perlahan dengan gilette, karena saya tidak suka bercukur dengan yang elektrik. Raba dan temukan beberapa janggut kasar yang belum terbabat. Sehingga benar-benar clean.

Basuh dengan air dingin, wajah akan terasa segar. Keringkan dengan handuk. Lalu rapikan juga cambang dengan gunting.

Lalu pijat wajah dengan aftershave lotion. Untuk mencegah luka akibat pipi tergores silet cukur.

Wajah segar, pipi lembut seperti kulit bayi, siap bertemu wanita hehehe.

Satu lagi obsesi saya, dan masih belum nemu tempat yang asyik di Jakarta. Yaitu sekali-kali kepingin cukur jenggot di barber shop yang klasik. Yang barbernya berpengalaman dan jago. Itu lho, yang bisa pake pisau cukur lipat yang diasah di kulit lalu dengan jagonya dia mainkan itu pisau di wajah kita.

Ada yang punya info?


Sunday, July 20, 2008

Me, Myself and the Office

Ketiga kalinya ngumpul bareng sobat-sobat lama. Update info, ngobrol ngalor-ngidul dari yang ringan (macam anak udah berapa) sampai yang super mengawang-ngawang (macam kapan kita wisata pake cruise boat). Terus tukar menukar kartu nama, berlanjut obrolan standar soal tempat kerja saat ini.

Sudah lama sekali gue tidak cerita di blog ini soal tempat kerja baru gue. Well, tak terasa sudah hampir 4 bulan gue bekerja di tempat ini. Sudah selesai probation dan jadi pegawai tetap.

Kerjanya berat, tekanan beban kerja lumayan sangar. Tapi di tempat ini, rekan sejawatnya asyik-asyik, seru-seru. Sangat helpful dan kooperatif. Suasana kerja yang kondusif banget, jadi masih bisa ketawa-ketiwi. Mungkin karena rekan sejawatnya rata-rata muda-muda sebaya, yah jarak usianya nggak jomplang banget, kecuali dengan keempat bos-bos nya. Sejauh ini, gampang sekali kenal dengan semua awak kantor, mungkin karena kurang dari 100 orang, beda jauh dengan kantor lama yang ribuan. Ilmu juga makin nambah, karena banyak sekali berkeliaran orang-orang yang rada jago disini, dan tak pelit ilmu jika ditanya mulai yang sepele hingga yang rada ribet. Kalo lagi stress berat, ada aja cara dimana beban bisa dibawa ketawa bareng sehingga seolah ringan.

Lokasi kantornya lumayan strategis, lebih dekat ke rumah. Parkir kendaraannya masih gratis mirip kantor lama. Di meja ada LCD monitor dengan akses internet broadband supercepat, nggak lelet kayak di kantor lama. Punya akses langganan ke semua database digital sehingga memudahkan riset. Youtube, facebook, multiply dan YM tidak diblokir. Yaay! Ada budget tanpa birokrasi bertele-tele untuk segala keperluan. Punya langganan 5 jenis surat kabar dan majalah Tempo juga Time. Jadi tidak perlu beli koran sendiri selain langganan di rumah. Jendelanya panoramic view ke gedung-gedung tengah kota, lumayan seru. Oh iya, ini kantor pertama yang ada OB-nya bagi gue. Baru pertama kali merasakan ada bantuan jika tidak punya waktu untuk beli makan siang, rokok dan sejenisnya. Yah sepadan lah dengan pressure kerjanya.

Ini juga, setelah 4 tahun, gue merasakan nikmatnya kerja tanpa seragam. Jadi kalo ada janji meeting atau kencan pulang kantor, lebih merdeka, tidak perlu menyembunyikan logo dibalik jaket. Ah enaknya leher tidak tercekik simpul dasi.


Soal bayaran lumayan ada peningkatan signifikan. Gue teringat, pernah dulu banget gue abis lulus kuliah, sempat kerja dengan bayaran yang bahkan tidak cukup untuk gue sendiri. Trus, kalo di kantor sebelumnya gue harus maksain nabung meski ngepas, kini lumayanlah, sudah bisa nabung teratur rada banyak. Bisa ngasih lebih banyakan ke kedua orang tua. Udah bisa naro uang dikit-dikit buat modal kawin, buat membesarkan usaha peternakan ikan Gurame gue, juga buat tabungan rencana masa depan. Gue rencana mau pensiun dini, umur 38 kalo bisa nggak kerja lagi. Udah dapat kebebasan finansial. Pinginnya ngelola kafe aja atau backpacking keliling-keliling.


Soal hiburan, kantor ini memberikan akses gratis saluran televisi kabel di rumah karyawannya. Lumayan, gue bisa meneruskan
gaya hidup nonton HBO model di Belanda dulu.

Gue udah bisa pindah tempat fitness, dari yang dulu isinya atlet nasional melulu yang bikin minder, ke tempat yang banyak ABG, esmud dan ibu-ibunya. Yah at least tempat lebih nyaman, lebih deket ke rumah, fasilitas alatnya lengkap standar internasional, selain angkat besi termasuk jadi rajin cardio dan sauna. Gue sempet-sempetin nge-gym rutin biar nggak gampang sakit. Soalnya waktu kerja masih jam abnormal, penuh diiringi aktivitas merokok saat memeras otak, plus makan makanan penuh cholesterol macam tongseng dan sejenisnya. Model hidup gue yang pulang kantor kadang masih disambung juga kongkow-kongkow malem di luar. Entah itu diskusi dengan kawan atau ngobrolin proyek masa depan. Jadi kudu punya stamina ekstra yang kudu ditopang lebih, dari sekedar Hemaviton energi jreng.


Di kulkas tiap bulan ada persediaan madurasa, UC1000, pisang Cavendish untuk diblender dengan protein shake. Resep sehat jaga stamina.


Sesekali sekarang gue juga udah bisa datang ke tempat spa, sauna, dan steam untuk perawatan tubuh. Lalu pijat relaksasi dengan therapist, meski masih suka menjerit tidak tahan kalo di shiatsu. Tidak hanya fisik, otak juga perlu exercise, kini Alhamdulillah budget belanja buku bulanan gue bisa nambah.


*picture was taken after having a delicious big plate of daeng's ribs at ampera