Monday, April 10, 2006

SUARA MAHASISWA GALA DINNER

Wahyuningrat (suma ank 8)/ sekjen ikatan alumni suma

Yups. Akhirnya acara temu kangen ini jadi juga digelar. Bermula dari sebuah tradisi anak-anak malem suma sejak 5 tahun yang lalu, yaitu sahur bareng di pasar ikan muara angke, tahun ini acara serupa ingin juga diwujudkan. Namun seiring wacana yang berkembang di milis, maka dengan pertimbangan mengakomodasi para sumaers yang sudah berkeluarga, maka tanpa banyak proses hearing lagi, sang PO, chibi gayuh utami (suma angk 8) memutuskan untuk menggelar dalam bentuk makan malam, dan bukan di muara angke tapi di resto pasar ikan milik andien sang artis di depok, tentunya dengan harapan ada hiburan oleh sang empunya tempat.

Jumat malam 14 oktober 2005. Hari itu hujan turun lebat sekali sejak jam 3 sore. Hati pun rasanya was-was. Apalagi beberapa manusia eks mahluk suma meng-sms bahwa mereka terjebak macet yang memang efek domino dari hujan. Semakin lebat semakin padat merayap. Jam 7 malem saya sudah mencapai area depok, menunggu bang wien muldian (suma angk 3) yang wanti-wanti sejak pagi mau ketemu dulu buat update gosip internal. Namun doi terkena macet di sawangan. Lantas mahluk kedua yang janjian ketemu yaitu ketua alumni suma, bapak sutono rendra (suma angk 5) masih terjebak di sebuah warnet di fisip. Akhirnya orang pertama yang saya temui adalah sang PO chibi yang kemudian cepat berlalu ke kost untuk mandi biar tampil cantik malam itu.

Munculah johan sang muke demek, dengan wajah keujanan yang makin demek (suma angk 10) bersama beliau, kita berdua langsung menuju TKP atas arahan tono via sms. Kami sampai yang pertama, dan langsung mengambil posisi meja di pojok dengan view yang strategis. Langsung muncul arief gonjleng sang anak sastra yang udah nggak gondrong lagi (suma angk 7)karena udah jadi editor naskah di sebuah penerbitan buku islam besar. Lalu tono, kemudian sang PO chibi. Tak perlu menanti lama untuk obrolan seru temu kangen, muncullah sari febriane, wartawan kompas biro depok (suma angk 7), dari arah berlawanan muncul sosok hitam dengan wajah mirip preman etnis tertentu yang identik dengan profesi debt collector, itulah ahmad muttaqin djanggola atau mumut dj (suma angk 8) masih dengan gayanya yang khas, garang. Mulailah kloter pertama ini dengan beringas memesan makanan dan menyantap dengan muka lapar. Tapi obrolan seru masih jalan. Tetep.

Hujan masih terus terjun bebas, pemandangan kemacetan jalan masih terus. Kemudian datanglah sang dewa, katanya chibi legenda hidup (agenda kali bukan legenda hehe). Wien muldian putra aceh sejati datang dengan tubuh kuyup. Aktivis perbukuan yang sekarang punya status pegawai negeri ini tampil dengan pernik2 unik yang masih aneh, dan tentu saja bawaan segambreng. Dari arah yang berlawanan muncul dua sejoli penganten muda. Irfan toni herlambang, peletak dasar-dasar desain suma (nyetting, dulu idiomnya) (suma angk 6) beserta sang istri ibu tasya, sayang sekali toni junior tidak bisa datang karena takut sama hanvitra katanya hehehe. Lalu Joko (suma angk 7), lengkapnya tri joko susilo, sang wartawan IT dengan istrinya yang merupakan kawan karib gue, erwin susanti. Pasangan muda berikutnya yang datang adalah hamdinal (suma angk 10) beserta yayangnya, lidya tiwouw, yang asyik buat curhat anak-anak suma jaman gue.

Asap pembakaran ikan telah bercampur dengan asap rokok, yang disulut setelah ikan tersisa tulang. Muncullah kloter kedua. Karima (suma angk 10) bersama rike (suma angk 10) karima yang ceria tampil dengan penampilan baru yang gue baru lihat. Kini ia berbusana muslim. Kemudian rike yang baik hati dan ramah, masih menunjukkan hobinya, memasak, ia membawa kue masakannya untuk kita cicipi. Dan bukan rike kalau tidak bawa makanan banyak, ia membawa sekarung wafer coklat untuk kita keroyok rame-rame. Hmm.

Setiap generasi memiliki maskotnya, tapi ada juga maskot lintas generasi, inilah dia, hanvitra al minangkabawi (suma angk 7), sang intelektual muda ini datang juga dan disambut dengan sambitan eh sambutan meriah hehehe. Lalu penulis novel muda, ella devianti effendi (suma angk 9) dengan wajah riang datang tapi lupa bawa novelnya.



Kemudian pencetus lokasi di warung ikannya andien ini, menelepon HP penulis. Ia lupa posisi tempat ini, setelah diberi ancer-ancer, muncullah sosok botak dengan badan yang makin gendut subur, inilah bapak haji denny rahman saleh (suma angk 7), esmud pengusaha sukses keturunan yahudi hehehe. Pesanan makanan dan minuman berlanjut terus, dan semakin gila dengan menggoda waitress yang malam itu kelihatan cantik (terekam di kamera)

Malam makin larut, tapi obrolan tidak menyurut. Dua mobil mendekat. Turun dua orang gendut beda generasi. Yang pertama yang lebih tua, iskandar atau isky donuts, copywriter cum juragan donuts (suma angk 7), yang mudaan, herman (suma angk 10) kini video editor di PH yang juga gimmer sejati. Lalu datanglah astari yanuarti, sang ibu wartawan Gatra (suma angk 7) dateng langsung heboh nyerocos terus. Terakhir muncullah ketiga trio pengurus periode suma tahun lalu yang baru lengser. Nirmala, Affandi, dan sang PU Rama sanggarama Wijaya (ketiganya angk 11 atau 12?). tawa lepas menanggapi gosip atau isu atau rumor atau bahkan fakta sejarah terus bergulir. Meski beberapa yang sudah berkeluarga mohon diri.

Hmm. Acara ini berlangsung hingga pukul setengah sebelas malam. Dan bukan anak suma kalo nggak punya ide gila. Kita semua langsung menyambangi pusgiwa dimana markas besar suma berada. Memberi support kepada adik-adik pengurus tahun ini yang diinformasikan sedang raker, sekalian reuni tentunya. Kami disambut oleh sang PU sumarno (suma angk 13) dan para pengurus lainnya yang senang sekali dengan kedatangan sidak kakak-kakak seniornya yang udah tua-tua banget (cieh). Ngakunya cuma sebentar, tapi emang dasar penyakit rindu. Digelar juga ajang kenalan dan saran-saran, lalu membuka buku curhat jaman dulu sambil ketawa ketiwi. Kami semua bubar dari pusgiwa jam setengah satu malam, sambil memberi spirit kepada adik-adik suma untuk terus raker dan berkarya di suma.

Acara malam itu diabadikan oleh 3 fotografer kamera pocket digital, gue, astari, dan wien. Bagi kawan-kawan, yang belum sempat melepas kengen sembari makan dan bercanda, karena mungkin kendala waktu bahkan lokasi, Tono sang ketua ikatan alumni suma berencana menggelar acara serupa di tengah kota di plaza semanggi tanggal 28 oktober mendatang. Jika belum pulang kampung, mari bergabung berbuka puasa bareng.

“when i see my friend after a long time...”
--Ralph waldo emerson—

0 komentar: