Tuesday, July 10, 2007

gue dan LLM room



kali ini gue akan bercerita tentang LLM room. ini adalah sebuah lounge indah, sebuah privilege dari anak-anak international yang kuliah master hukum di utrecht. isinya 8 komputer flat screen dilengkapi meja kerja, satu meja meeting 6 bangku, 2 buah sofa, dan 18 locker. disebelahnya tersedia juga 2 buah ruang meeting dan sebuah coffe machine. disini biasanya tempat mangkal anak-anak hukum untuk sekedar diskusi, belajar, browsing, atau numpang ngeprint. lokasinya cukup strategis, diapit banyak kafe, tepat ditengah-tengah pusat kota, dekat ke perpus, dan hanya beberapa langkah ke centrum.


sudah berminggu-minggu gue mengerjakan thesis gue di salah satu pojokan. alasan logis; lebih enak kerja dengan layar flat screen gede, suasana tenang dan nyaman. karena jika saya dirumah godaan nya lebih tinggi untuk melakukan hal-hal tercela lainnya. gue ditemani oleh sohib gue asal peru, alberto castro. kita berdua jadi sering menguasai ruangan ini. setelah sebelumnya dikuasai oleh gank nya andrea becker, bule cantik asal Canada, ketika mereka mempersiapkan diri untuk kompetisi Jean Pictet.

gue dan alberto udah serasa buka law offices disitu, dua meja sudah jadi milik sendiri. pemandangan sehari-hari adalah tumpukan buku dan tebaran dokumen-dokumen tebel tahun jebot hingga lawas yang bikin mumet. 2 locker sudah disulap untuk memindahkan isi perpustakaan kesini, dan stok logistik berisi kopi instan, roti, coklat, juga permen pedas. misi lainnya memang membuat alberto yang gila diet dan fitness jadi gemuk kembali sebagaimana dia datang kesini setahun lalu.


sehari-hari keadaannya adalah, berkutat mempelototi tumpukan buku dan dokumen, mengetik, browsing data, dan mempersiapkan diri untuk prosesi pembantaian oleh yang mulia sang supervisor thesis. namun kegiatan ini belum tentu tanpa hiburan.

kalau otak sudah butek, maka hiburannya adalah menyalakan lagu dari salah satu komputer yang sudah dimodif untuk mengeluarkan lagu. kalau sudah begitu kita berdua tinggal menarik para cewek bule asal eropa timur yang geleng-geleng kepala heran, untuk ikut berjoget bersama kita. la camisa negra sering mengalun, atau jejingkrakan gila mengikuti lagu penghilang stress di sore hari, 18 till I die-nya Bryan Adams. itu mungkin sebabnya kini makin jarang cewek bule muncul diruang itu. kapok mungkin. kalaupun ada, paling yang model-model judes susah dicolek, dan cuma numpang ngeprint doang sekejap.

hiburan lainnya adalah si dodol meneer eric, penjaga ruangan berjaket rolling stones, sering die memberi kami ini aneka teh hijau penghilang rasa penat. sebuah selingan yang nikmat ditengah tegukan ekspresso kental.

enaknya kalau mengerjakan thesis ada partnernya, maka ketika kita berdua butek, pastilah ada kawan untuk diskusi masa depan. obrolah khayalan tingkat tinggi tentang mengubah dunia persilatan, hingga mendengarkan cerita seks orang amerika latin ini akan siapa saja temen sekelas yang sudah ia tiduri. suku bangsa berlibido tinggi yang satu ini memang kelewat raja pesta. setelah kami selesai diusir malam-malam dari tempat ini oleh meneer Niko sang juru kunci, dan saya mengayuh sepeda pulang, pasti alberto lanjut party. dan hebatnya dia pasti sampai di ruang ini lebih pagi dari saya keesokan harinya.

0 komentar: