Wednesday, June 06, 2007

Law students’ survival guide


Saya SH jebolan UI depok. IPK dibawah 3.0. latar belakang profesi di televisi berita nasional. Datang ke negeri ini modal beasiswa Stuned. Dan inilah cara saya survive as a law student.

Menjawab pertanyaan dosen di kelas.

Hmmm ingat adegan klasik di film legally blonde? Dimana sang dosen sangat senang bertanya ala Socratic method pada sang murid selaku korban. intinya sih membiarkan si murid berkeringat dingin menjawab segala pertanyaan dimana sang dosen terus bertanya dan terus mengalihkan ke titik dimana sang murid akan mati kutu. Diharapkan dari drama tragis ini murid lain akan belajar apa jawaban yang benar. OK. Saran terbaik apa menghadapi hal ini selain duduk di pojok belakang dan berpura-pura menutupi wajah dengan lembaran buku? Hmmm mempersiapkan diri sebelum bertatap muka di kelas dengan membaca semua bahan, karena mencoba sok tahu menjawab dengan pede adalah bunuh diri. Ya ya ya.

Well, Salah satu cara yang saya praktekkan adalah membawa laptop ke kelas dan lengkapi dengan google desktop. Juga pastikan summary kasus dari wikipedia sudah dibaca.

Google desktop berguna untuk mencari semua detail file seperti article regulasi nomor berapa tahun berapa dan kasus siapa lawan siapa di pengadilan mana, dalam relatif cepat. Tinggal lirik sejenak saat mengatur nafas.

Di era wikiworld ini, semua tumpukan kasus klasik dan topik klasik sudah tersummary dengan baik di wikipedia. Tinggal berdoa tidak ada sabotase dalam artikel itu. Ingat selalu mengcrosscheck semua data di wikipedia. Wikipedia cuma sebuah awalan untuk mengetahui gambaran, dari abstract menjadi kongkrit. Sisanya silahkan dilanjutkan sendiri

.

Dan cam kan lah, mengaku kepada dosen bahwa source anda dari wikipedia adalah bunuh diri dalam dunia akademik. Jangan pernah telan itu halaman wikipedia bulat-bulat.

Contoh: dosen memberi 5 literatur tebal njelimet akan Zimbardo Prison experiment dan 10 literatur lainnya akan Papon Trial. Jika mengetikkan subject serupa ke wikipedia, maka anda menghemat waktu, skimming sejenak, dan bisa beralih ke literatur lain. Ada summary singkat di wikipedia dan film documenter akan subject itu di youtube. Dengan begini anda dapat tampil prima keesokan paginya dikelas dengan detail-detail klasik yang tidak akan ditemui oleh rekan anda.

Seating arrangement

Kalau muncul di kelas dimana dosennya betah ngoceh dan bikin ngantuk, pilihlah posisi pewe di pojok belakang. Namun jika anda harus muncul di kelas debate? Inilah dimana posisi menentukan prestasi. Pilihlah partner satu tim debate yang native speaker. Dari amrik atau aussie. Ini akan menghemat performa anda, meski mereka tidak lebih pintar, soal cuap-cuap kadang mereka lebih memukau. Jika perorangan. Well debat hukum tentu membutuhkan strategi. Duduklah disamping orang paling ancur bahasa inggrisnya. Makanya saya favorit duduk disamping kawan asal amerika latin. Jika anda berada tepat disamping orang yang bahasa inggrisnya paling ancur, anda akan terlihat sangat gemilang. Dosen akan melihat perbedaan yang sangat kontras.

Bertanya kepada dosen

Tidak. Saya tidak akan membahas jenis pertanyaan stupid atau tidak, apakah banyak bertanya itu bagus atau tidak. Itu semua saya serahkan kepada yang maha kuasa. Hehehe.

Tapi jenis pertanyaan yang akan membuat si dosen senang adalah,”Wonderful point, professor. I was reading your article in the May 2004 Journal of Human Rights Law and noticed you also said that government regulation can stifle innovation. Is that point still valid, or have there been substantial changes since? I was thinking of doing an independent study project on the issue and was hoping you might be willing to be my advisor. But we can talk about that after class." Dijamin perjumpaan besok dia akan menawarkan kopi, hihihi.

Kebalikan dari ini adalah, ketika dengan polosnya saya memuji-muji tulisan seorang professor norwegia yang menjadi basis riset saya dan merupakan kolega dekat dari sang dosen. Dan pada akhirnya saya tidak tahu kalau dia sudah meninggal. Berakhir dengan pandangan si dosen seakan-akan daya baca saya yang hanya sebatas cover bukunya saja.

Pelajaran yang ditarik adalah: pay attention to the detail. Dosen kadang suka jika kita mengetahui detail-detail aneh, ini akan memberi gambaran kalau kita memahami lebih dari sekedar kerangka besarnya. Jadi gunakan kebalikannya, ketahui detail walau belum paham kerangkanya, hehehe.

Contoh, ingat-ingatlah fakta model keunikan system keanggotaan di ILO, meski kita belum tahu ILO itu dimana letak kontroversinya. Juga keunikan ICRC dalam Geneva convention, meski kita belum tahu common article nya.

Presentasi

Pada akhirnya semua murid akan tampil sendiri ke depan kelas. Selain keringat dingin yang cuma bisa disembuhkan dengan membayangkan siswi sexy asal Denmark dibangku depan tanpa sehelai busana, inilah beberapa cara-cara lain yang mungkin bisa membantu.

Power point sebagai pengalih perhatian, Jangan menulis semua yang mau disampaikan di slide, tapi membuatnya semenarik mungkin sehingga menutupi performa penyampaian kita. Dan memaparkan efek kebijakan UN akan education dengan efek bebek terbang full audio adalah hal bodoh.

Intinya adalah tampil dengan template slide yang tidak pasaran, yang gampang anda download, layout sedikit, dan percantik. Lalu jangan lupa latih timing dan intonasi anda. Dijamin seperti kata rekan saya David asal Birmingham. “Wahyu, I always wait for your turn, your presentation surely fantastic and entertaining”.

Nilai tambah juga bisa dibuat dari busana, karena itu kawan saya asal Rwanda selalu memakai jas lengkap setiap kali presentasi. Namun itu juga barangkali karena dia hebat di content nya. Who knows? Mungkin tahun depan bisa anda coba dengan tampil ber beskap jawa lengkap full keris.

Materials

Datanglah ke perpustakaan diwaktu sore hingga malam. Saat yang tepat dimana perpustakaan relatif sepi dari siswa lokal. Mereka harus pulang dan makan malam secara teratur. Apalagi jika anda break merokok diluar sembari menenteng buku text. Dan saat itu program supervisor atau pak Dekan keluar pulang kantor. Wuih seperti mahasiswa teladan bukan? Sumpah itu tidak ngaruh jek.

Ngeprint materi bisa bikin kantong jebol, padahal jumlah lembaran materi yang diprint dan dibaca sangat menentukan prestasi. Karena itu bersahabat dengan PhD researcher adalah wajib, karena mereka penguasa akses unlimited untuk ngeprint dan photocopy. Suatu malam saya pernah diselamatkan peneliti asal Brazil, yang dengan ramahnya memberi saya akses fotocopy cukup banyak.

Jangan lupa juga dimasukkan ke list, para librarian dan secretary. Mereka punya kuasa membolehkan kita mengakses semua terbitan lawas yang kadang belum tentu sudah disentuh sebelumnya oleh direktur riset. Dan saat ada koleksi yang akan dikeluarkan dari list, anda akan masuk prioritas pertama dalam list mereka untuk menerima hibah buku.

Hubungan akrab dengan secretary akan terasa sangat anda butuh stapler. Percayalah mustahil anda tidak butuh alat wajib satu ini. Seolah-olah sepele ,namun coba ingat-ingat kapan anda tidak super panik akan ketergantungan klinis pada alat wajib law student ini.

Dan anda akan merasa bersyukur atas jalinan hubungan ini saat ID pass anda hilang dan tidak bisa masuk gedung. Atau saat anda butuh secangkir kopi gratis.

Reseach paper

Inilah point paling penting. Inilah saat semua kerja keras anda akan dinilai dalam sekelebatan mata sang dosen. Pertanyaannya adalah bagaimana menaklukkan hati sang dosen dalam beberapa helai kertas? Well agak berat memang menjawab hal ini. Terus terang saya belum pernah mencoba mengumpulkan paper dengan kertas fancy warna pink plus print tinta biru muda. Mungkin bisa dicoba untuk mendapat A plus.

OK, ini sementara trik yang pernah saya coba. Ketahuilah bahwa dosen menilai dari (a) topik yang eksotik, alias orisinil dan belum pernah ada yang pernah membuat sebelumnya. Jika ini gagal maka (b) research question yang dasyat, alias tidak pernah terpikirkan sebelumnya, jika nggak cukup gape untuk itu maka (c) list literature bacaan yang berkualitas dan juga banyak.

Sajikan dengan gaya yang memukau, sistematika yang bagus, konklusi yang bagus, jangan deskriptif. Jangan plagiat. Jangan salah eja. Jangan malu-maluin bangsa.

Lha ini mah akademik banget, dimana triknya? Hehehehe. Susah juga sih kalo hal ini. Well, selain keteguhan hati nurani dan kristalisasi keringat, masih ada satu tipuan.

Jreng. Tipuan visual.

Gunakan font book Antigua instead of arial atau time new roman. Halah. Begini, lay out lah paper anda dengan layout model jurnal internasional. Wohohoho. Apalagi kalau anda punya background professional graphic designer professional seperti saya. Anda bisa mainkan psikologi pembaca dengan bermain dengan sedikit estetika clean desain.

Hmmm, cara paling sederhana adalah mencantumkan abstract dan keyword di setiap final paper anda. Dengan mencantumkan kedua ini, maka sang dosen akan punya persepsi wah, si anak ini udah sering nulis buat jurnal internasional. Karena abstract dan keyword adalah mandatory kalau mau kirim naskah ke jurnal internasional.

Terus kalau anda berhadapan dengan dosen tua, mungkin dengan sedikit-dikit mengutip, lalu penuhi tiap halaman dengan footnote 10 centi meski tidak substansif, mungkin membantu. “like in USA(footnote) and South Africa (footnote)” dan di footnotenya dijelaskan sejarah singkat Amerika dengan gaya “for further analysis see book anu and book anu anu anu by anu anu anu. Padahal yang kita lagi bahas sangat jauh dari konteks itu. Tapi usahakan serelevan mungkin. Hal ini akan membuat sang dosen berpikiran positif, gile ini anak udah banyak sekali membaca. Wah anak yang rajin.

Walau sungguh jarang ada dosen bule bisa dikibulin model begini.

Thesis

Nah kalau ada yang tahu bagaimana caranya mengembalikan konsentrasi full agar thesis cepat kelar. Kasih tahu saya yah…

1 komentar:

Sunan J. Rustam said...

Goed Gedaan!!!

Juga harus terus itu ibadah dan berserah dirinya pada yang Kuasa yang telah memberikan rahmat dan amanah untuk tetap beraktualisasi...